Cerita malam Seru Jambi kali ini, mengangkat kisah waria-waria di batas Kota Jambi. Jumat (29/9/2017) sekitar pukul 00.00 WIB, tim Seru Jambi mendatangi gerbang batas Kota Jambi-Muarojambi, di Jalan Jambi-Mendalo Darat.
Setiba di lokasi, Seru Jambi memarkirkan motor, lalu masuk ke salah satu warung pece lele. Tak berapa lama duduk, terlihat tiga waria sedang berdiri di tepi jalan tak jauh dari warung itu.
Pantauan Seru Jambi, dilihat sepintas lalu, yang berdiri di tepi jalan itu adalah wanita. Dandanannya seksi, rok pendek, rambut panjang terurai, memegang tas jinjing keren, malah ada yang memakai sepatu hak tinggi. Bak biduan-biduan yang sedang siap-siap manggung.
Ketika didekati, ketiganya menyambut dengan senyum manis dan menanyakan maksud kedatangan Seru Jambi. “Apo, Bang?” sapa salah seorang waria, genit.
BACA JUGA: Dari Karaoke hingga Striptis Seksi
Setelah dijelaskan hanya mau ngobrol-ngobrol saja, ketiganya langsung mengajak ke seberang jalan. Nah, di sinilah situasi tak mengenakkan terjadi. Sambil bercerita, ketiganya memegang-megang Seru Jambi. Seru mencoba menepis secara halus.
Febby (25), Dewi (27) dan Ira (24), inilah nama samaran yang dipakai ketiga waria menor ini. Febby bercerita, mereka sudah lama mangkal di gerbang kota. Aksi mereka dimulai pukul 00.00 WIB atau 01.00 WIB.

“Jam tiga atau jam empat pulang, Bang. Tergantung situasi, kalau sepi cepat pulang,” tutur Febby yang mengenakan dress pink rok mini.
Soal pelanggan, Febby tak menyebut secara jelas. Namun, siapapun yang singgah, berminat, langsung jadi pelanggan. Jasa yang disediakan macam-macam. Harga bervariasi. Mulai Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu.
Transaksi terjadi di tepi jalan. Sementara, “eksekusi” bisa di belakang toko, tempat sepi, “atau bisa juga di dalam mobil,” aku Dewi.
BACA JUGA: Nge-Rock Seru di Double ‘D Cafe