Lagu “Sanes” dari Guyon Waton: Ekspresi Luka karena Cinta yang Tak Terbalas

Lagu “Sanes” dari Guyon Waton: Ekspresi Luka karena Cinta yang Tak Terbalas

Lagu berjudul “Sanes”, dibawakan oleh grup musik asal Jawa, Guyon Waton, menyampaikan kisah menyayat hati tentang perasaan seseorang yang ditinggalkan oleh orang yang dicintainya. Lagu ini menyentuh sisi emosional pendengar lewat lirik yang puitis dan alunan musik khas akustik yang sederhana namun mendalam.

Dengan lirik berbahasa Jawa, “Sanes” menggambarkan perjuangan batin tokoh dalam lagu yang rela menemani, menunggu, dan mencintai sepenuh hati, namun pada akhirnya tidak menjadi pilihan utama sang pujaan hati. Lagu ini menjadi representasi bagi banyak orang yang pernah berada di posisi mencintai dalam diam, atau mencintai tanpa pernah dimiliki.

Bagian pembuka lagu langsung menunjukkan kepedihan tokoh yang merasa sakit karena kehilangan. Ia telah menemani di masa sepi, memenuhi keinginan orang yang dicintainya, tetapi pada akhirnya harus menerima kenyataan bahwa hati orang tersebut bukan untuknya.

Dalam penggalan lirik, “Arepo gedene roso tresnoku, nyatane atimu dudu nggo aku” yang berarti “Seberapa pun besar cintaku, ternyata hatimu bukan untukku,” Guyon Waton berhasil merangkum perasaan kecewa dan putus asa yang sangat dalam. Meski rasa cinta besar, itu tidak cukup untuk membuat orang yang dicintai bertahan.

Refrain lagu memperkuat kesedihan itu dengan baris “Ngancani nanging ora iso nduweni, ngenteni nanging kowe malah ngenteni tresno liyane” yang berarti “Menemani tapi tak bisa memiliki, menunggu tapi kamu malah menanti cinta dari yang lain.” Di sinilah pendengar benar-benar diajak menyelami rasa dikhianati dan ditinggalkan.

Lagu ini juga menggunakan metafora hujan sebagai lambang kesedihan. “Udane soyo deres ra mandeg mandeg, atiku melu teles” atau “Hujannya semakin deras tak berhenti, hatiku pun ikut basah” menggambarkan bagaimana suasana hati luluh lantak saat orang yang dicintai memilih pergi bersama orang lain yang dianggap lebih baik.

Komposisi musik dari Guyon Waton dalam “Sanes” terbilang sederhana namun efektif. Dengan iringan gitar dan harmoni khas musik akustik Jawa, nuansa sendu dan melankolis semakin terasa kuat. Progressi kord seperti F, G, Em, hingga Dm membentuk alur emosional yang perlahan-lahan membawa pendengar pada puncak kesedihan dalam chorus.

Bagi penggemar musik pop Jawa, “Sanes” adalah salah satu karya yang patut didengarkan. Lagu ini bukan hanya menyentuh secara emosional, tetapi juga memperlihatkan bagaimana bahasa daerah bisa digunakan dengan indah dalam menyampaikan pesan universal tentang cinta dan kehilangan.

Guyon Waton sendiri dikenal sebagai kelompok musik yang kerap mengangkat tema-tema kehidupan sehari-hari dalam karya-karyanya. Dengan gaya khas dan penggunaan bahasa Jawa yang lugas namun penuh makna, mereka berhasil menjangkau berbagai kalangan, terutama anak muda yang sedang atau pernah mengalami patah hati.

Secara keseluruhan, “Sanes” merupakan lagu yang mampu menyentuh relung hati pendengar. Ia menjadi pengingat bahwa dalam cinta, tak semua hal bisa dimiliki, dan terkadang, cinta yang tulus pun harus rela dilepaskan. Lagu ini adalah gambaran nyata dari cinta yang tak berbalas, namun tetap dijalani dengan keikhlasan dan harapan untuk bahagia, meski tidak bersama.

Rizka Sari