Pasar Drone Berbasis Kecerdasan Buatan Diprediksi Tembus US$ 55 Miliar pada 2032, Didukung Tren Positif di Negara Berkembang

Pertumbuhan Signifikan Pasar Drone AI Global
Pasar global drone berbasis kecerdasan buatan (AI) diperkirakan akan mengalami lonjakan tajam dalam delapan tahun mendatang. Menurut laporan terbaru dari Stratview Research, nilai pasar ini diperkirakan meningkat dari US$ 12,8 miliar pada 2024 menjadi US$ 55 miliar pada 2032. Ini berarti tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 19,4% selama periode tersebut.
Laporan tersebut memberikan pandangan menyeluruh terhadap tren pasar saat ini dan yang akan datang, termasuk analisis segmen, persaingan industri, serta proyeksi wilayah dan global. Dalam periode 2025 hingga 2032, peluang penjualan kumulatif diperkirakan mencapai US$ 270 miliar.
Beberapa sektor penggunaan utama yang mendorong permintaan adalah pengiriman & logistik serta militer & pertahanan. Aplikasi paling dominan adalah pengawasan dan pemantauan, sementara teknologi berbasis cloud menjadi pilihan utama dalam pengembangan drone AI. Dari sisi produk, perangkat keras mendominasi pasar, dan wilayah Asia-Pasifik diprediksi menjadi kawasan dengan pertumbuhan tercepat dan pangsa pasar terbesar.
Statistik Kunci dari Laporan Stratview Research:
-
Nilai pasar 2024: US$ 12,8 miliar
-
Proyeksi nilai pasar 2032: US$ 55 miliar
-
CAGR: 19,4% (2024–2032)
-
Peluang penjualan kumulatif (2025–2032): US$ 270 miliar
-
Sektor dominan: Pengiriman & logistik, militer & pertahanan
-
Tipe aplikasi utama: Pengawasan & pemantauan
-
Teknologi unggulan: Drone berbasis cloud
-
Produk teratas: Perangkat keras
-
Wilayah utama: Asia-Pasifik
-
Jumlah segmen yang dianalisis: 5
-
Jumlah tabel & grafik: Lebih dari 100
-
Evaluasi pasar tingkat negara: 20 negara
Aset Negara Berkembang Kembali Bersinar di Tengah Ketidakpastian Global
Sementara itu, pasar negara berkembang menunjukkan performa yang mengejutkan dengan mengungguli pasar negara maju pada tahun 2025. Meskipun terdampak ketegangan geopolitik seperti perang dagang AS serta konflik di Timur Tengah, aset-aset dari negara berkembang menunjukkan pemulihan kuat.
Indeks obligasi lokal negara berkembang versi JPMorgan dan indeks saham MSCI keduanya mencatat kenaikan sekitar 10% sejak awal tahun. Sebagai perbandingan, indeks MSCI World yang mencakup saham dari 23 negara maju hanya naik 4,8%, sementara indeks obligasi FTSE World Government tumbuh 6,6%.
Kondisi ini terjadi meskipun sebelumnya diperkirakan negara berkembang akan menjadi pihak paling terdampak dari ketegangan global. Kekhawatiran atas kebijakan ekonomi AS yang tidak menentu membuat para investor kembali melirik aset di luar dolar AS.
“Obligasi dalam mata uang lokal dari negara berkembang kini kembali menarik,” ujar Damien Buchet, Chief Investment Officer di Principal Finisterre.
Aliran Modal dan Minat Investor Mulai Pulih
Meskipun secara keseluruhan investor masih menarik dana bersih sekitar US$ 22 miliar dari saham dan obligasi negara berkembang sepanjang tahun ini, data JPMorgan mencatat aliran dana kembali terjadi pada Mei dan Juni sebesar US$ 11 miliar. Lonjakan ini menunjukkan minat investor mulai pulih, terutama terhadap aset dengan valuasi rendah namun imbal hasil menarik.
Menurut Kevin Daly dari Goldman Sachs, pasar negara berkembang selama ini mengalami kekurangan investasi dalam obligasi mata uang lokal. Oleh karena itu, meski arus modal masuk masih kecil, dampaknya terasa besar terhadap kinerja pasar.
Grant Webster dari manajer investasi Ninety One menambahkan bahwa suku bunga riil di banyak negara berkembang kini berada di level tertinggi dalam dua dekade, meningkatkan daya tarik obligasi mereka.
Dukungan dari Melemahnya Dolar AS dan Kebijakan Bank Sentral
Dolar AS yang melemah juga menjadi faktor pendorong penting bagi pasar negara berkembang, karena mengurangi tekanan terhadap mata uang lokal dan memberi ruang bagi bank sentral untuk menurunkan suku bunga. Langkah ini telah mendorong pertumbuhan ekonomi, saham, dan obligasi di kawasan tersebut.
Nandini Ramakrishnan dari JPMorgan Asset Management menyimpulkan bahwa penguatan mata uang negara berkembang menciptakan kondisi yang sangat mendukung bagi pasar saham mereka.
Dengan tren ini, baik pasar drone AI maupun aset keuangan negara berkembang menunjukkan potensi besar sebagai sektor investasi dan inovasi global dalam dekade mendatang.